Awie Trans

Kamis, 11 September 2008

PENGARUH REBUSAN BUAH JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) TERHADAP GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH DIABETES

PENGARUH REBUSAN BUAH JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) TERHADAP GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH DIABETES
Posted July 6th, 2008
ABSTRAK

Dwi Kurniati. 066102058. 2007. The Effect of the Guava Fruits Decoct on
Diabetic Rat’s Blood Glucose. Under Tuition of
Drh. Mien Rachminiwati, Ph.D. dan Dra. Tri Aminingsih, M.Si.
Guava fruits can be found easily in tropical area including Indonesia. It is
beside used for foodstuff in freshed or made, these fruits have been used by the
people to care many diseases including diabetes mellitus and
hypercholesterolemia.
These research has been carried out to study the effect of the Guava fruits
decoct on blood glucose level using oral glucose tolerantion test. The research
was done to 5 treatment groups which each group consists of 5 male rats from
Sprague Dawley strain weighing 200-250 gram. The sample solution was given
oraly at dose was administered of 1 g/Kg bw, 2 g/Kg bw, 4 g/Kg bw. As possitive
control group Acarbose at dose was administered of 2 mg/Kg bw. Aqua destilatas
was given to rat and served as negative control group. Methode based digital
blood glucose meter (Accuchek advantage) with reaction methode glucose
dehidrogenase was used to measure the blood glucose level.
The results showed that all doses of the Guava fruits decoct inhibited the
blood glucose level significantly (P < 0,05). The potency of the Guava fruits
decoct at dose of 2 g/Kg bw and 4 g/Kg bw affecting blood glucose level as the
same as of Acarbose dose at dose levely and it has higher potency than the Guava
fruits decoct at dose of 1 g/Kg bw.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Globalisasi masa kini yang berkembang pesat telah mempengaruhi pola hidup
masyarakat. Pola makan yang kurang sehat seperti makanan cepat saji yang
kurang serat, minuman dengan gula sintetik dan dicampur pewarna dan pengawet
dapat memicu timbulnya berbagai penyakit.
Salah satu penyakit degeneratif yang menjadi perhatian pemerintah dan
masyarakat adalah Diabetes mellitus (DM) atau yang umum disebut penyakit
kencing manis. Diabetes mellitus merupakan penyakit yang ditandai oleh keadaan
hiperglikemia kronik, kadar gula darah lebih tinggi dari normal. Keadaan ini
berhubungan dengan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang tidak
normal di dalam tubuh, serta adanya gangguan hormonal seperti insulin,
glukagon, kortisol dan pertumbuhan. DM dapat menjadi penyebab aneka
penyakit seperti hipertensi, stroke, jantung koroner, gagal ginjal, katarak,
glaukoma, kerusakan retina mata yang dapat menyebabkan kebutaan, impotensi,
gangguan fungsi hati, luka yang lama sembuh hingga harus diamputasi terutama
pada kaki. Penyakit diabetes dapat disebabkan juga oleh gangguan produksi
insulin. Kurangnya jumlah dan daya kerja insulin tubuh mengakibatkan glukosa
tidak dapat dimanfaatkan oleh sel tetapi hanya berakumulasi di dalam darah yang
beredar ke seluruh tubuh.
Berdasarkan survey WHO pada tahun 2001, jumlah penderita DM di
Indonesia sekitar 17 juta orang (8,6 persen dari jumlah penduduk) dan menduduki
peringkat keempat setelah India, Cina, dan Amerika Serikat. Tahun 2010
diperkirakan jumlah penderita DM di Indonesia menjadi minimal 5 juta jiwa, dan
di dunia 239,3 juta jiwa. DM kini merupakan masalah nasional. Penyakit ini
tercantum dalam urutan keempat dari prioritas penelitian nasional untuk penyakit
degeneratif (prioritas pertama adalah penyakit kardiovaskuler, kemudian
serebrovaskuler, geriatri, diabetes mellitus, rematik, dan katarak). Biaya
perawatan minimal untuk rawat-jalan penderita DM di Indonesia diperhitungkan
sebesar 1,5 milyar rupiah per hari atau 500 milyar rupiah per tahun
(Tjokroprawiro, 2003).
Kekayaan sumber bahan alam Indonesia telah dimanfaatkan oleh masyarakat
Indonesia secara turun-temurun. Budaya kembali ke alam atau lebih dikenal
dengan istilah Back to Nature saat ini menjadi trend di seluruh dunia, termasuk
Indonesia. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Andayani pada tahun 2000
menunjukkan bahwa ekstrak kasar buncis mampu menurunkan kadar glukosa
darah sampai 30% pada kelinci diabetes yang diinduksi dengan aloksan. Ekstrak
daun sambiloto dengan dosis 0,5 g/kg bb, 1 g/kg bb dan 1,5 g/kg bb dapat
menghambat kenaikan kadar glukosa darah tikus normal (Suryadhana, 2000).
Tanaman lain seperti pare, lidah buaya, alpukat, kumis kucing, diyakini memiliki
khasiat sebagai antidiabetes. Masih banyak bahan alam asli Indonesia yang
berkhasiat sebagai antidiabetes yang belum diteliti salah satunya adalah buah
jambu biji. Jambu biji telah dibudidayakan dan menyebar luas di daerah-daerah
Jawa. Buah jambu biji yang dimanfaatkan sebagai makanan dalam bentuk buah
segar maupun olahan mengandung vitamin A dan vitamin C yang tinggi. Buah
jambu biji merah digunakan pula pada pengobatan penyakit demam berdarah
untuk meningkatkan trombosit darah. Daun pucuk jambu biji juga banyak
dimanfaatkan sebagai obat antidiare. Buah, daun, dan kulit batang jambu biji
mempunyai kemampuan sebagai adstringensia yang dapat mempresipitasikan
protein selaput lendir usus dan membentuk suatu lapisan yang melindungi usus.
Lapisan protein ini diduga mampu menghambat asupan glukosa sehingga laju
peningkatan glukosa darah tidak terlalu tinggi, dengan demikian, jambu biji
mempunyai prospek yang cukup tinggi sebagai antidiabetes.
Penelitian ini mengamati pengaruh rebusan buah jambu biji terhadap uji
toleransi glukosa darah tikus putih diabetes yang diinduksi dengan aloksan.
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian rebusan buah
jambu biji putih terhadap kadar glukosa darah tikus putih yang diinduksi dengan
aloksan.
1.3 Hipotesis
Rebusan buah jambu biji putih pada dosis tertentu dapat menghambat
peningkatan kadar glukosa darah tikus diabetes pada uji toleransi glukosa oral.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah alternatif sediaan herbal
yang mempunyai efek sebagai antidiabetes dan dapat meningkatkan pendapatan
petani tanaman jambu biji.

Tidak ada komentar:

Logo LENSA Komunika