Awie Trans

Rabu, 02 Juli 2008

PERAN PERAWAT PRE OPERASI

PERAN PERAWAT PADA FASE PRE-OPERATIF1. Pengkajian Praoperatif di klinik/per telepona. melakukan pengkajian perioperatif awalb. merencanakan metode penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan pasienc. melibatkan keluarga dalam wawancarad. memastikan kelengkapan pemeriksaan perioperatife. mengkaji kebutuhan pasien terhadap transportasi dan perawatan pascaoperatif.2. Unit Bedaha. melengkapi pengkajian praoperatifb. mengkoordinasi penyuluhan pasien dengan staf keperawatan lainc. menjelaskan fase-fase dalam periode perioperatif dan hal-hal yang diperkirakan terjadid. membuat rencana asuhan.3. Ruang Operatifa. mengkaji tingkat kesadaran pasienb. menelaah lembar observasi pasienc. mengidentifikasi pasiend. memastikan daerah pembedahan.4. Perencanaana. menentukan rencana asuhanb. mengkoordinasi pelayanan dan sumber-sumber yang sesuai.5. Dukungan Psikologisa. menceritakan pada pasien apa yang sedang terjadib. menentukan status psikologisc. memberikan peringatan akan stimuli nyerid. mengkomunikasikan status emosional pasien pada anggota tim kesehatan yang berkaitan.PENGKAJIAN FISIK UMUMPengkajian klien bedah meliputi evaluasi faktor-faktor fisik dan psikologis secara luas. Banyak parameter dipertimbangkan dalam pengkajian menyeluruh terhadap klien, dan berbagai masalah klien atau diagnosis keperawatan dapat diantisipasi atau diidentifikasi dengan dibandingkan pada data dasar. 1. Status Nutrisi dan Penggunaan Bahan Kimiaa. mengukur tinggi dan berat badanb. mengukur lipat kulit trisepc. mengukur lingkar lengan atasd. mengkaji kadar protein darah dan keseimbangan nitrogene. kadar elektrolit darahf. asupan makanan pre-operatifKeadaan khusus :a. Obesitas : jaringan lemak rantan terhadap infeksi, peningkatan masalah teknik dan mekanik (resiko dehisensi), dan nafas tidak optimal.b. Penggunaan obat dan alcohol : rentan terhadap cedera, malnutrisi, dan tremens delirium.2. Status Pernafasana. berhenti merokok 4 – 6 minggu sebelum pembedahanb. latihan nafas dan penggunaan spirometer intensifc. pemeriksaan fungsi paru dan analisa gas darah (AGD)d. riwayat sesak nafas atau penyakit saluran pernafasan yang lain.3. Status Kardiovaskulera. penyakit kardiovaskulerb. kebiasaan merubah posisi secara mendadakc. riwayat immobilisasi berkepanjangand. hipotensi atau hipoksiae. kelebihan cairan/darahf. tanda-tanda vitalg. riwayat perdarahan.4. Fungsi Hepatik dan Ginjala. kelainan heparb. riwayat penyakit heparc. status asam basa dan metabolismed. riwayat nefritis akut, insufisiensi renal akut.5. Fungsi Endokrina. riwayat penyakit diabetesb. kadar gula darahc. riwayat penggunaan kortikosteroid atau steroid (resiko insufisiensi adrenal)6. Fungsi Imunologia. kaji adanya alergib. riwayat transfusi darahc. riwayat asthma bronchiald. terapi kortikosteroide. riwayat transplantasi ginjalf. terapi radiasig. kemoterapih. penyakit gangguan imunitas (AIDS, Leukemia)i. suhu tubuh.7. Sistem Integumena. keluhan terbakar, gatal, nyeri, tidak nyaman, paresthesiab. warna, kelembaban, tekstur, suhu, turgor kulitc. alergi obat dan plesterriwayat puasa lama, malnutrisi, dehidrasi, fraktur mandibula, radiasi pada kepala, terapi obat, trauma mekanik.d. Perawatan mulut oleh pasien.8. Terapi Medikasi Sebelumnyaa. obat-obatan yang dijual bebas dan frekuensinyab. kortikosteroid adrenal : kolaps kardiovaskulerc. diuretic : depresi pernafasan berlebihan selama anesthesiad. fenotiasin : meningkatkan kerja hipotensif dari anesthesiae. antidepresan : Inhibitor Monoamine Oksidase (MAO) meningkatkan efek hipotensif anesthesiaf. tranquilizer : ansietas, ketegangan dan bahkan kejangg. insulin : interaksi insulin dan anestetik harus dipertimbangkanh. antibiotik : paralysis system pernafasan.9. Pertimbangan Gerontologia. penyakit kronisb. ketakutan lansia divonis sakit berat — bohong (tidak melaporkan gejala)c. fungsi jantungd. fungsi ginjale. aktivitas gastrointestinalf. dehidrasi, konstipasi, malbutrisig. keterbatasan sensori penglihatanh. penurunan sensitivitas sentuhani. riwayat cedera, kecelakaan dan luka bakarj. arthritisk. keadaan mulut (gigi palsu)l. kajian integumen (kulit) : gatal-gatal, penurunan lemak — perubahan suhu tubuhm. penyakit pribadiFAKTOR-FAKTOR RESIKO UNTUK SEGALA PROSEDUR PEMBEDAHAN1. Faktor-faktor Sistemika. hipovolemiab. dehidrasi atau ketidakseimbangan elektrolic. defisit nutrisid. usia tuae. BB ekstrimf. Infeksi dan sepsisg. Kondisi toksikh. Abnormalitas imunologi2. Penyakit Parua. penyakit obstruktifb. kelainan restriktifc. infeksi pernafasan3. Penyakit Saluran Perkemihan dan Ginjala. penurunan fungsi ginjalb. infeksi saluran perkemihanc. obstruksi4. KehamilanHilangnya cadangan fisiologis maternal5. Penyakit Kardiovaskulera. penyakit arteri koronerb. gagal jantungc. disritmiad. hipertensie. katub jantung prostetikf. treomboembolismeg. diatesis hemoragikh. penyakit serebrovaskuler6. Disfungsi Endokrina. Diabetes Mellitusb. kelainan adrenalc. malfungsi tiroid7. Penyakit Hepatika. Sirosisb. HepatitisPEMERIKSAAN DIAGNOSTIKData laboratorium memberikan petunjuk yang bermanfaat untuk mengkaji status klinik pasien dan potensial risiko infeksi. Meskipuntidak dapat digunakan tanpa referansi dari data klinik yang lain, hasil pemeriksaan laboratorium dapat memberikan petunjuk penting untuk menentukan tindakan keperawatan perioperatif. Adapun pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan sebelum tindakan pembedahan adalah :Hematokrit BJ urinHemoglobin AGDTrombosit Leukosit atau sel darah putihAlbumin Gamma globulinElektrolit darahantibodi serum terhadap HIV HbSAgGula darah Golongan darahSelain itu hasil pemeriksaan radiologis seperti rontgen foto, USG abdomen, USG ginjal, MRI, BNO-IVP, dll yang terkait dengan prosedur pembedahan atau kasus, harus pula disertakan.KLASIFIKASI STATUS FISIK UNTUK ANESTHESIA SEBELUM PEMBEDAHAN(ASA : American Society of Anesthesiology)1. Baik : tidak ada penyakit organic, tidak ada gangguan sistemikContoh : hernia tidak terkomplikasi, fraktur2. Cukup : gangguan sistemik ringan sampai sedangContoh : penyakit jantung ringan, diabetes ringan3. Buruk : gangguan sistemik beratContoh : diabetes dengan kontrol yang buruk, komplikasi pulmonary, penyakit jantung sedang4. Serius : penyakit sistemik yang mengancam jiwaContoh : penyakit ginjal berat, penyakit jantung berat5. Moribund : kans bertahan hidup kecil tetapi pengiriman ke ruang operasi harus dilakukanContoh : ruptur aneurisme abdomen dengan syok hebat, embolus pulmonary massif6. Kedaruratan : semua dari yang telah disebutkan di atas ketika pembedahan dilakukan dalam suatu situasi kedaruratanContoh : Hernia tidak terkomplikasi yang menjadi strangulata dan berkaitan dengan mual muntah.KLASIFIKASI PROSEDUR OPERASIKATEGORIDEFINISIKARAKTERISTIK INTERVENSI BEDAHOperasi bersih(ex : herniorrafi)Kontaminasi endogen minimal; luka tidak terinfeksiNon traumatic, tidak terinfeksi, tidak ada inflamasi.Saluran nafas, cerna, dan GU tidak dimasuki, tidak melanggar teknik aseptic, penutupan utama, tidak ada drain (beberapa institusi membolehkan penggunaan penghisapan luka tertutup untuk operasi bersih)Operasi bersih terkontaminasi(ex : appendiktomi)Kontaminasi bakteri dapat terjadi dari sumber endogenSaluran nafas, cerna dan GU dimasuki tanpa percikan yang berarti (atau urin atau empedu terinfeksi, untuk traktus GU dan pohon biliaris).Vagina dan orofaring dimasuki. Melanggar teknik aseptic. Luka dapat berair.Operasi terkontaminasi(ex : perbaikan trauma baru, terbuka)Kontaminasi telah terjadiPercikan dari traktus GI; urin atau empedu terinfeksi (pada prosedur traktus GU atau biliaris). Luka terbuka traumatic yang baru; inflamasi non purulen akut ditemui. Melanggar teknik aseptic.Operasi kotor dan terinfeksi(ex : drainase abses)Dijumpai infeksi, jaringan mati, atau kontaminasi mikrobaLuka traumatic lama (lebih dari 12 jam). Luka terinfeksi, viscera mungkin mengalami perforasi.FORMULIR KEPERAWATAN PERIOPERATIFFormulir keperawatan perioperatif apapun bentuknya sesuai dengan ketentuan masing-masing pelayanan kesehatan/rumah sakit (seperti yang sudah dicontohkan pada halaman sebelumnya), harus mengandung hal-hal sebagai berikut :1. pengkajian dan perancanaan yang terus menerus selama periode perawatan perioperatif2. identifikasi semua partisipan yang memberikan perawatan dan nama mereka, gelar, dan kewenangan mereka3. pemeriksaan awal saat kedatangan di unit perawatan perioperatif (tingkat kesadaran, status emosional, dan fisik)4. integritas kulit pasien secara menyeluruh saat masuk dan keluar dari unit perawatan perioperatif5. ada atau tidaknya alat bantu komunikasi (alat bantu dengar, alat bantu vokal) dan protese (lensa kontak, gigi palsu, wig). Jika alat-alat ini menyertai pasien ke dalam kamar operasi, penempatannya harus dicatat6. alat-alat pemberi posisi dan alat-alat tambahan yang digunakan selama operasi (papan lengan, pengikat pengaman, penahan ekstremitas, matras berbentuk telur)7. area pemasangan bantalan bedah listrik, tipe unit bedah listrik, nomor seri unit, dan tempatnya8. kategori klasifikasi luka, sehingga perawat dapat mengidentifikasi pasien beresiko tinggi terhadap infeksi, dan dapat mengambil tindakan pengamanan yang tepat9. penempatan lead EKG atau alat-alat elektronik lainnya (Doppler, EEG)10. area penempatan unit termia, nomor seri unit, waktu pencatatan dan suhu11. obat-obatan yang diberikan selama operasi12. penghitungan alat-alat bedah dan hasilnya13. pemasangan manset torniquet, waktu pemasangan dan pelepasan, tekanan torniquet14. pemasangan semua drain, tampon, balutan dan kateter15. implan prostetik, pabrik, nomor, tipe, ukuran16. pemberian anesthesia lokal17. larutan persiapan tempat operasi, kondisi kulit sebelum dan setelah pemakaian larutan18. pemeriksaan diagnostik selama intraoperatif19. keluaran urine dan perkiraan darah yang hilang20. jenis spesimen dan pengirimannya21. waktu penyelesaian operasi, keluarnya pasien, status pasien dan alat pemindahan yang digunakan22. instruksi post-opDIAGNOSIS KEPERAWATANBerdasarkan pada data pengkajian, diagnosis keperawatan pre-operatif mayor klien bedah dapat mencakup :1. Cemas, berhubungan dengan pengalaman bedah (anesthesi, nyeri) dan hasil akhir dari pembedahan2. Kurang pengetahuan mengenai prosedur dan protokol pre-operatif dan harapan pasca-operatif3. TakutPERENCANAAN dan IMPLEMENTASITujuan utama asuhan keperawatan pre-operatif pada klien bedah dapat meliputi : menghilangkan ansietas pre-operatif dan peningkatan pengetahuan tentang persiapan pre-operatif dan harapan pasca-operatif.INTERVENSI KEPERAWATAN1. Menurunkan ansietas pre-operatif2. Penyuluhan klien (lihat “Persiapan Operasi jangka panjang : latihan nafas dalam, batuk dan relaksasi, perubahan posisi dan gerakan tubuh aktif, kontrol dan medikasi nyeri, dan kontrol kognitif)3. Persiapan operasi segera4. Berikan dorongan untuk pengungkapan. Dengarkan, pahami klien dan berikan informasi yang membantu menyingkirkan kekhawatiran klien5. Libatkan peran dari keluarga atau sahabat klien, sepanjang masih memungkinkan6. Dorong klien untuk mengekspresikan ketakutan atau kekhawatiran tentang pembedahan yang akan dihadapinya7. Pertahankan komunikasi terbuka dengan klien8. Bantu klien untuk mendapatkan bantuan spiritual yang klien inginkan9. Persiapan nutrisi dan cairan10. Persiapan intestinal11. Persiapan kulit pre-operatif12. Medikasi pre-anesthesia13. Lengkapi catatan pre-operatif14. Transportasi ke ruang bedah (OK)15. Membantu keluarga klien melewati pengalaman bedah klien** Membantu keluarga klien melewati pengalaman bedah klien :Kebanyakan rumah sakit dan pusat-pusat pembedahan mempunyai ruang tunggu khusus dimana keluarga dapat menunggu selama klien sedang menjalani pembedahan. Ruangan ini mungkin dilengkapi dengan kursi yang nyaman, televisi, telepon dan fasilitas-fasilitas untuk refreshing ringan. Setelah pembedahan, ahli bedah dapat menemui keluarga di ruang tunggu dan mendiskusikan hasil dari operasi.Keluarga seharusnya tidak menilai keseriusan operasi dengan lamanya waktu klien berada di ruang operasi. Klien mungkin dalam pembedahan lebih lama daripada waktu operasi yang aktual untuk beberapa alasan :1. Sudah menjadi kebiasaan untuk mengirim klien lebih dahulu dari waktu operasi yang sesungguhnya2. Ahli anesthesi sering membuat persiapan tambahan yang dapat memerlukan waktu sekitar 30 – 60 menit3. Kadang-kadang dokter bedah memerlukan waktu lebih lama dari yang diperkirakan dengan kasus yang ada, yang memperlambat mulainya prosedur pembedahan berikutnya4. Setelah pembedahan, klien dibawa ke ruang unit pasca anesthesi (ruang pemulihan) untuk memastikan tidak adanya keadaan kedaruratan akibat anesthesi.Bagi keluarga/sahabat yang menunggu klien selama pembedahan, dapat diinformasikan bahwa mungkin setelah pembedahan, pada klien dapat terpasang peralatan tertentu ketika kembali ke ruangan (mis : IV-line, kateter urine, botol penghisap, drain, selang oksigen, peralatan pemantau dan jalur transfusi darah).Bagaimanapun, temuan pembedahan dan prognosisnya, bahkan ketika hasil pembedahannya memuaskan, hal ini merupakan tanggung jawab ahli bedah dan bukan prerogatif atau tanggung jawab perawat.EVALUASIBanyak institusi menggunakan catatan medis yang berorientasi pada masalah (POMR). Dokumentasi POMR memuat masalah pasien dan luas masalah yang sudah teratasi.sistem POMR mencakup catatan perawat, dokter dan tim kesehatan lainnya yang diberi nomor dan label dalam urutan angka.Konsep POMR telah dikembangkan menjadi catatan SOAP atau SOAPIE (Groah, 1983) :1. Subjektif : status kesehatan pasien, apa yang ia pikirkan dan rasakan tentang masalah kesehatannya2. Objektif : temuan fisik dan laboratorium serta observasi pasien3. Pengkajian : rumusan diagnosis keperawatan, masalah klien, hasil yang diharapkan dan kriteria evaluasi4. Perencanaan : aktivitas-aktivitas yang diperlukan pasien untuk mencapai tujuan5. Implementasi : aktivitas keperawatan yang dilaksanakan6. Evaluasi : sejauhmana pasien mencapai tujuan yang psesifik. Evaluasi umum pre-operatif :1. Ansietas dikurangi :a. Mendiskusikan kekhawatiran yang berkaitan dengan tipe anesthesia dan induksi dengan ahli anesthesiab. Mengungkapkan suatu pemahaman tentang medikasi pra anesthesi dan anesthesi umumc. Mendiskusikan kekhawatiran saat-saat terakhir dengan perawat atau dokterd. Mendiskusikan masalah-masalah finansial dengan pekerja sosial, bila diperlukane. Meminta kunjungan petugas rohani, bila diperlukanf. Benar-benar rileks setelah dikunjungi oleh anggota tim kesehatan2. Menyiapkan klien terhadap intervensi pembedahan :a. Ikut serta dalam persiapan pre-operatifb. Menunjukkan dan menggambarkan latihan yang diperkirakan akan dilakukan klien setelah operasic. Menelaah informasi tentang perawatan pasca-operatifd. Menerima medikasi pra-anesthesie. Tetap berada di tempat tidurf. Relaks selama transformasi ke unit operasig. Menyebutkan rasional penggunaan pagar tempat tidur.

Tidak ada komentar:

Logo LENSA Komunika