Awie Trans
Rabu, 02 Juli 2008
PERAN PERAWAT PADA FASE INTRA OPERATIF
PERAN PERAWAT PADA FASE INTRA OPERATIF1. Pemeliharaan KeselamatanAtur posisi pasien1). Kesejajaran fungsional2). Pemajanan area pembedahan3). Mempertahankan posisi sepanjang prosedur operasiMemasang alat grounding ke pasienMemberikan dukungan fisikMemastikan bahwa jumlah spongs, jarum dan instrumen tepat.2. Pematauan FisiologisMemperhitungkan efek dari hilangnya atau masuknya cairan secara berlebihan pada pasienMembedakan data kardiopumonal yang normal dengan yang abnormalMelaporkan perubahan-perubahan pada nadi, pernafasan, suhu tubuh dan tekanan darah pasien.3. Dukungan Psikologis (sebelum induksi dan jika pasien sadar)Memberikan dukungan emosional pada pasienBerdiri dekat dan menyentuh pasien selama prosedur dan induksiTerus mengkaji status emosional pasienMengkomunikasikan status emosional pasien ke anggota tim perawatan kesehatan lain yang sesuai.4. Penatalaksanaan KeperawatanMemberikan keselamatan untuk pasienMempertahankan lingkungan aseptik dan terkontrolSecara efektif mengelola sumber daya manusia.PRINSIP-PRINSIP OPERATIF1. Prinsip kesehatan dan baju operasiKesehatan yang baik sangat penting untuk setiap orang dalam ruang operasi. Sehingga keadaan pilek, sakit tenggorok, infeksi kulit, merupakan sumber organisme patogenik yang harus dilaporkan;Hanya baju ruang operasi yang bersih dan dibenarkan oleh institusi yang diperbolehkan, tidak dapat dipakai di luar ruang operasi;Masker dipakai sepanjang waktu di ruang operasi yang meminimalkan kontaminasi melalui udara, menutup seluruh hidung dan mulut, tetapi tidak mengganggu pernafasan, bicara atau penglihatan, menyatu dan nyaman;Tutup kepala secara menyeluruh menutup rambut (kepala dan garis leher termasuk cambang) sehingga helai rambut, jepitan rambut, penjepit, ketombe dan debu tidak jatuh ke dalam daerah steril;Sepatu sebaiknya nyaman dan menyangga. Bakiak, sepatu tenis, sandal dan bot tidak diperbolehkan sebab tidak aman dan sulit dibersihkan. Sepatu dibungkus dengan penutup sepatu sekali pakai atau kanvas;Bahaya kesehatan dikontrol dengan pemantauan internal dari ruang operasi meliputi analisis sampel dari sapuan terhadap agens infeksius dan toksik. Selain itu, kebijakan dan prosedur keselamatan untuk laser dan radiasi di ruang operasi telah ditegakkan.2. Prinsip Asepsis PerioperatifPencegahan komplikasi pasien, termasuk melindungi pasien dari operasi;Ruang operasi terletak di bagian rumah sakit yang bebas dari bahay seperti partikel, debu, polutan lain yang mengkontaminasi, radiasi, dan kebisingan;Bahaya listrik, alat konduktifitas, pintu keluar darurat yang bebas hambatan, dan gudang peralatan dan gas-gas anesthesia diperiksa secara periodik.PROTOKOL1. Pra operatifSemua material bedah harus disterilkanAhli bedah, asisten bedah, dan perawat mempersiapkan diri dengan scrub tangan dan lengan dengan sabun dan air, lengan panjang dan sarung tangan sterilPenggunaan topi dan maskerPembersihan kulit pasien dengan agens antiseptikTubuh pasien ditutup dengan kain steril.2. Intra operatifHanya personel yang telah melakukan scrub dan memakai pakaian operasi yang boleh menyentuh benda-benda steril.3. Pasca operatifLuka dibersihkan dengan normal saline dan antiseptikLuka dilindungi dengan balutan sterilBila terjadi infeksi, kolaboratif untuk pemberian antimikroba spesifikTeknik aseptik yang ketat harus dipatuhi selama pembedahan.4. Kontrol lingkunganLantai dan permukaan horisontal dibersihkan secara teratur dengan sabun dan air atau deterjen germisidaPeralatan disteril diinspeksi secara teratur untuk memastikan pengoperasian dan performa yang optimalSebelum dipaket, linen, kain dan larutan yang dgunakan disteril, instrumen yang digunakan dibersihkan dan disterilkan di unit dekat ruang operasiMaterial-material steril yang dibungkus sendiri-sendiri digunakan bila diperlukan material individual tambahanSistem aliran udara laminar yang menyaring bakteri dan debu dengan presentasi tinggi.PERATURAN DASAR ASEPSIS BEDAH1. UmumPermukaan atau benda steril dapat bersentuhan dengan permukaan atau benda lain yang steril dan tetap steril; kontak dengan benda tidak steril pada beberapa titik membuat area steril terkontaminasiJika terdapat keraguan tentang sterilitas pada perlengkapan atau area, maka dianggap tidak steril atau terkontaminasiApapun yang steril untuk satu pasien hanya dapat digunakan untuk pasien ini. Perlengkapan steril yang tidak digunakan harus dibuang atau disterilkan kembali jika akan digunakan kembali.2. PersonalPersonel yang scrub tetap dalam area prosedur bedah, jika personel scrub meninggalkan ruang operasi, status sterilnya hilang. Untuk kembali kepada pembedahan, orang ini harus mengikuti lagi prosedur scrub, pemakaian gown dan sarung tanganHanya sebagian kecil dari tubuh individu scrub dianggap steril; dari bagian depan pinggang sampai daerah bahu, lengan bawah dan sarung tangan (tangan harus berada di depan antara bahu dan garis pinggangSuatu pelindung khusus yang menutupi gaun dipakai, yang memperluas area sterilPerawat instrumentasi dan semua personel yang tidak scrub tetap berada pada jarak aman untuk menghindari kontaminasi di area steril3. Penutup/DrapingSelama menutup meja atau pasien, penutup steril dipegang dengan baik di atas permukaan yang akan ditutup dan diposisikan dari depan ke belakangHanya bagian atas dari pasien atau meja yang ditutupi dianggap steril; penutup yang menggantung melewati pinggir meja adalah tidak sterilPenutup steril tetap dijaga dalam posisinya dengan menggunakan penjepit atau perekat agar tidak berubah selama prosedur bedahRobekan atau bolongan akan memberikan akses ke permukaan yang tidak steril di bawahnya, menjadikan area ini tidak steril. Penutup yang demikian harus diganti.4. Pelayanan Peralatan SterilPak peralatan dibungkus atau dikemas sedemikian rupa sehingga mudah untuk dibuka tanpa resiko mengkontaminasi lainnyaPeralatan steril, termasuk larutan, disorongkan ke bidang steril atau diberikan ke orang yang berscrub sedemikian rupa sehingga kesterilan benda atau cairan tetap terjagaTepian pembungkus yang membungkus peralatan steril atau bagian bibir botol terluar yang mengandung larutan tidak dianggap sterilLengan tidak steril perawatan instrumentasi tidak boleh menjulur di atas area steril. Artikel steril akan dijatuhkan ke atas bidang steril, dengan jarak yang wajar dari pinggir area steril.5. LarutanLarutan steril dituangkan dari tempat yang cukup tinggi untuk mencegah sentuhan yang tidak disengaja pada basin atau mangkuk wadah steril, tetapi tidak terlalu tinggi sehingga menyebabkan cipratan (bila permukaan steril menjadi basah, maka dianggap terkontaminasi).POSISI PASIEN DI MEJA OPERASIPosisi pasien di meja operasi bergantung pada prosedur operasi yang akan dilakukan, juga pada kondisi fisik pasien. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan adlah :1. Pasien harus dalam posisi senyaman mungkin, apakah ia tertidur atau sadar2. Area operatif harus terpajan secara adekuat3. Pasokan vaskuler tidak boleh terbendung akibat posisi yang salah atau tekanan yang tidak tepat pada bagian4. Pernapasan pasien harus bebas dari gangguan tekanan lengan pada dada atau kontriksi pada leher dan dada yang disebabkan oleh gaun5. Saraf harus dilindungi dari tekanan yang tidak perlu6. Tindak kewaspadaan untuk keselamatan pasien harus diobservasi, terutama pada pasien yang kurus, lansia atau obesitas7. Pasien membutuhkan restrain tidak keras sebelum induksi, untuk berjaga-jaga bila pasien melawan.PROSES KEPERAWATAN DALAM FASE INTRA OPERATIFPENGKAJIAN1. Gunakan data dari pasien dan catatan pasien untuk mengidentifikasi variabel yang dapat mempengaruhi perawatan dan yang berguna sebagai pedoman untuk mengembangkan rencana perawatan pasien individual;Identifikasi pasienValidasi data yang dibutuhkan dengan pasienTelaah catatan pasien terhadap adanya :- Informed yang benar dengan tanda tangan pasien- Kelengkapan catatan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik- Hasil pemeriksaan diagnostik- Kelengkapan riwayat dan pengkajian kesehatan- Checklist pra-operatifLengkapi pengkajian keperawatan praoperatif segera- Status fisiologi (mis : tingkat sehat-sakit, tingkat kesadaran)- Status psikososial (mis : ekspresi kekhawatiran, tingkat ansietas, masalah komunikasi verbal, mekanisme koping)- Status fisik (mis : tempat operasi, kondisi kulit dan efektifitas persiapan, pencukuran, atau obat penghilang rambut, sendi tidak bergerak).PERENCANAAN1. Menginterpretasi variabel-variabel umum dan menggabungkan variabel tersebut ke dalam rencana asuhan;Usia, ukuran, jenis kelamin, prosedur bedah, tipe anesthesia, yang direncanakan, ahli bedah, ahli anesthesia, dan anggota timKetersediaan peralatan spesifik yang dibutuhkan untuk prosedur dan ahli bedahKebutuhan medikasi non rutin, komponen darah, instrumen, dllKesiapan ruangan untuk pasien, kelengkapan pengaturan fisik, kelengkapan instrumen, peralatan jahit, dan pengadaan balutan.2. Mengidentifikasi aspek-aspek leingkungan ruang operasi yang dapat secara negatif memperngaruhi pasien;Fisik- Suhu dan kelembaban ruangan- Bahaya peralatan listrik- Kontaminan potensial (debu, darah, dan tumpahan di lantai atau permukaan lain, rambut tidak tertutup, kesalahan pemakaian baju operasi oleh personel, perhiasan yang dikenakan personel, alas kaki yang kotor)- Hilir mudik yang tidak perlu.Psikososial- Kebisingan- Kurang mengenal sebagai individu- Rasa diabaikan — tanpa pengantar di ruang tunggu- percakapan yang tidak perlu.INTERVENSI1. Berikan asuhan keperawatan berdasarkan pada prioritas kebutuhan pasien;Atur dan jaga agar peralatan suction berfungsi dengan baikAtur peralatan pemantauan invasifBantu saat pemasangan jalur (arteri, CVP, IV)Lakukan tindakan kenyamanan fisik yang sesuai bagi pasienPosisikan pasien dengan tepat untuk prosedur anesthesia dan pembedahan, pertahankan kelurusan tubuh sesuai fungsiIkuti tahapan dalam prosedur bedah- Lakukan scrub/bersihan dengan terampil- Berespon terhadap kebutuhan pasien dengan mengantisipasi peralatan dan bahan apa yang dibutuhkan sebelum dimintaIkuti prosedur yang telah ditetapkan — sebagai contoh :a. Perawatan dan pemakaian darah dan komponen darahb. Perawatan dan penanganan spesimen, jaringan dan kulturc. Persiapan kulit antiseptikd. Pemakaian gown operasi — sendiri, membantu ahli bedah menggunakan gowne. Membuka dan menutup sarung tanganf. Menghitung : kasa, instrumen, jarum, khususg. Teknik aseptikh. Penatalaksanaan kateter urinei. Penatalaksanaan drainage/balutanKomunikasikan situasi yang merugikan pada ahli bedah, ahli anesthesia, atau perawat yang bertanggung jawab, atau bertindak yang tepat untuk mengontrol atau menangani situasiGunakan peralatan secara bijaksana untuk menghemat biayaBantu ahli bedah dan ahli anesthesi untuk menerapkan rencana perawatan mereka.2. Bertindak sebagai advokat pasienBerikan privasi fisikJaga kerahasiaanBerikan keselamatan dan kenyamanan fisik3. Informasikan pasien mengenai pengalaman intraoperatifJelaskan segala stimulasi sensori yang akan dialami pasienGunakan ketrampilan komunikasi yang umum, mendasar untuk menurunkan ansietas pasien — sebagai contoh :- sentuhan- kontak mata- tenangkan pasien bahwa anda akan hadir di ruang operasi- penenangan verbal yang realistik4. Koordinasikan aktivitas bagi personel lain yang terlibat dalam perawatan pasien;X-ray, laboratorium, unit perawatan intensif, unit keperawatan bedahTeknisi : gips, petugas laboratorium, dllFarnakologPersonel ruang operasi tambahan dan staf nonprofesional.5. Operasionalkan dan atasi semua masalah peralatan yang umumnya digunakan di ruang operasi dan tugaskan layanan khusus (termasuk autoklaf)6. Ikut serta dalam konferensi perawatan pasien7. Dokumentasikan semua observasi dan tindakan yang sesuai dalam format yang dibutuhkan, termasuk catatan pasien8. Komunikasikan baik verbal dan tertulis, dengan staf ruang pemulihan dan staf keperawatan bedah rawat jalan (yang terkait) mengenai status kesehatan pasien saat pemindahan dari ruang operasi.EVALUASI1. Mengevaluasi kondisi pasien dengan cepat sebelum dikeluarkan dari ruang operasi, sebagai contoh :Kondisi respiratori : bernafas dengan mudah (mandiri atau dibantu)Kondisi kulit : warna baik, tidak ada abrasi, luka bakar, memarFungsi selang invasif : IV, drain, kateter, NGT — tidak ada kekakuan atau obstruksi, berfungsi secara normal, dstletak bantalan grounding : kondisi baikbalutan : adekuat untuk drainage, terpasang dengan baik, tidak terlalu ketat, dst2. Ikut serta dalam mengidentifikasi praktik perawatan pasien yang tidak aman dan menanganinya dengan baik3. Ikut serta dalam mengevaluasi keamanan lingkungan, contoh : peralatan, kebersihan4. Melaporkan dan mendokumentasikan segala perilaku dan masalah yang merugikan5. Menunjukkan pemahaman tentang prinsip asepsis dan praktik keperawatan teknis6. Mengenali tanggung gugat legal dari keperawatan perioperatif.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
da g peran perawat pada fase post-op??
Posting Komentar