Awie Trans

Rabu, 17 Februari 2010

ALAT KOTRASEPSI

A. Alat Kontrasepsi IUS

Prof. Dr. dr. Biran, SpOG

Hal yang berkaitan dengan kehamilan adalah mengenai perencanaan waktu hamil dan waktu tidak hamil. Prof Biran, seorang pakar obstetri dan ginekologi menjelaskan tentang pemilihan kontrasepsi jangka panjang. Kontrasepsi di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan keluarga berencana (KB).

Untuk skala dunia, sterilisasi wanita merupakan pilihan KB terbesar yaitu sebanyak 29% yang diikuti dengan IUD (Intra Uterine Device) sebanyak 21%. Sedangkan pengguna KB di Indonesia lebih menyukai jenis suntikan yaitu sebesar 35,2% atau sebanyak 9,743,550 wanita, berdasarkan survei BKKBN tahun 2006 lalu.

“KB hormon seperti sistem kafetaria, artinya banyak macamnya dan boleh memilihnya,” jelas Prof Biran. Bentuk KB hormon yang bisa dipilih, antara lain: pil, patches (koyo), injeksi, IUD hormon, cincin vagina dan implant (susuk).

Lebih lanjut, Prof Biran mengemukakan jenis kontrasepsi jangka panjang yang aman dengan brand name Mirena. Mirena merupakan IUS (intra uterine system) hormon yang akan melepaskan levonorgestrel 20 mcg tiap hari. Sekali dipasang, Mirena dapat digunakan selama 5 tahun bahkan lebih.

Sebenarnya Mirena bukan merupakan IUS hormon yang baru ditemukan melainkan penyempurnaan IUS generasi pertama. IUS generasi pertama yang disetujui oleh FDA tahun 1976 yaitu Progestasert.

IUS generasi pertama ini mengandung 38 mg of progesteron, dengan dosis pelepasan 65 µg progesteron tiap hari. Sayangnya, penggunaan Progestasert menyebabkan risiko kehamilan ektopik (hamil di luar rahim) sehingga dilarang penggunaannya sejak musim panas 2001.

Prof Biran yang berpraktek di Klinik Raden Saleh menjelaskan bahwa dengan menggunakan Mirena akan mendapatkan keuntungan penggunaan pil KB dan IUD sekaligus. Beberapa keuntungan pil atau KB oral adalah sangat efektif, mengurangi kehilangan darah akibat menstruasi, dan mengurangi penyakit radang panggul.

Keuntungan IUD adalah tidak membutuhkan motivasi untuk minum pil setiap hari, kerjanya lama, bebas estrogen dan reversibel (artinya bila dilepas akan bisa hamil kembali).

“Selain sperma, kuman penyebab penyakit kelamin juga tidak bisa masuk ke dalam rahim bila menggunakan Mirena,” tambah Prof Biran.

Mirena berfungsi mencegah pertumbuhan sel-sel endometrium (sel-sel dinding rahim), menebalkan cairan sekresi leher rahim dan menimbulkan flek darah tapi jarang menstruasi.

Prof Biran menjelaskan bahwa penggunaan Mirena dapat menyebabkan perubahan pada pola perdarahan (menstruasi). Sekitar 3 bulan sampai 6 bulan setelah pemasangan, hanya terjadi flek & darah menstruasi yang semakin berkurang. Kemudian 6 bulan setelah pemasangan akan menyebabkan terjadinya amenorrhea (tidak menstruasi).

Mirena memiliki bentuk menyerupai huruf T dengan ukuran 32 x 32 mm. IUS ini dapat dipasang di dalam rahim wanita pada saat:

  • Setelah pil KB terakhir atau selama perdarahan (menstruasi).
  • Jika sudah menggunakan IUD copper, dikeluarkan dahulu baru diganti.
  • Sekitar 4-6 minggu setelah melahirkan.
  • Keguguran, segera setelah prosedur pemindahan dilakukan.
  • Wanita usia akhir 30 tahun untuk melindungi endometrium (sel-sel uterus).

“Tidak dapat dipungkiri bahwa penggunaan IUS ini dapat mengganggu hubungan suami istri,” ungkap Prof Biran. Hal ini disebabkan oleh adanya benang di ujung bawah IUS yang mungkin dapat mengiritasi alat kelamin suami. Untuk mengatasinya, benang tersebut bisa dipotong.

Menurut Prof Biran, penggunaan produk hormon memang dapat menyebabkan kanker bila dalam kadar yang tinggi dan tidak bisa dikendalikan. Namun, IUS ini mengandung hormon yang sudah digunakan dalam bentuk pil dan susuk sehingga keamanannya sudah terbukti. Efektivitas Mirena sebagai kontrasepsi dikarenakan pelepasan levonorgestrel yang terkendali setiap harinya sebanyak 20 mcg.


B. Masa Hamil dan Persalinan

Dr. Watt Wing Fong

Memulai suatu keluarga merupakan babak baru dalam kehidupan. Untuk yang baru pertama kali yang belum punya pengalaman terutama hamil tentunya akan merasa was-was. Mana mitos dan mana yang fakta?Apa yang harus dipercaya atau siapa yang harus dipercaya?

Dr. Watt Wing Fong, konsultan Obstetric & Gynecology dari Raffles Hospital menjelaskan panjang lebar mengenai informasi seputar kehamilan dan persalinan dalam seminar Pregnancy 101.

“Perubahan fisik dan psikologis dapat terjadi saat hamil,” jelas Dr. Watt. Kehamilan terdiri dari 3 tahap yang dikenal dengan trimester ke-1 (dari awal sampai minggu ke-12), trimester ke-2 (minggu ke-12 sampai minggu ke-28) dan trimester ke-3 (minggu ke-28 sampai melahirkan).

Penting untuk mengetahui apa yang terjadi pada setiap trimester tersebut dan cara mengatasinya sehingga anda bisa menjalankan kehamilan dengan baik.


Trimester 1 : 12 minggu

Pada trimester 1 terjadi yang biasa disebut morning sickness yang ditandai dengan mual, perubahan selera makan, masuk angin /bersendawa, lelah, buang air kecil terus menerus, berat badan turun, perdarahan dan rasa sakit.

Hal-hal tersebut tentu akan mengganggu kehidupan sehari-hari. Untuk mengatasi morning sickness, hindari makanan yang membuat gejalanya semakin memburuk. Sebaiknya makan sedikit tapi sering dan jika terasa mengganggu boleh minum obat anti mual/muntah.

Untuk mengatasi masuk angin/bersendawa, makanlah kentang manis atau makanan yang mengandung gas. Disamping itu, makanlah dalam porsi yang sedikit tapi sering. Sebaiknya pilihlah makanan yang mudah dicerna dan menurut Dr. Watt, dibolehkan untuk minum yang mengandung gas untuk memudahkan melepaskan gas.

Pada trimester 1 ini wanita hamil tidak perlu menghindari makanan, melainkan lakukanlah diet seimbang yang rendah garam dan rendah lemak, makanan yang berserat tinggi seperti sayuran dan buah-buahan. Pilihlah ikan atau daging putih dibandingkan daging merah. Minumlah vitamin dan mineral yang cukup terutama asam folat.

Hal yang perlu dihindari oleh wanita hamil adalah minum alkohol, merokok, makanan yang tidak dimasak atau tidak higienis.

Obat-obatan seperti obat penurun panas, obat batuk, obat mual dan muntah, obat diare umumnya aman dikonsumsi oleh wanita hamil.

Namun yang perlu dihindari adalah obat jerawat yang mengandung isotretinoin dan antibiotik tetrasiklin yang dapat mempengaruhi janin. Selain itu, hindari juga bahan kimia seperti saat facial, cat rambut, produk kecantikan/pelangsing.


Trimester ke-2 (12-28 minggu)

Pada trimester ke-2, morning sickness cenderung membaik, perut membuncit, gerakan jabang bayi mulai terasa pada minggu 20 sampai 22. Wanita hamil akan merasa kelelahan, sakit punggung dan napas pendek.

Mungkin juga mengalami tekanan darah rendah. Sama seperti pada trimester 1, buang air kecil terus menerus ditambah dengan konstipasi, kram perut dan stretch marks yang mulai muncul.

Saat kondisi lemah, hindari langsung berdiri tiba-tiba. Untuk mengatasi konstipasi yang disebabkan gerakan usus yang kurang akibat kerja dari hormon kehamilan dan diperburuk oleh zat besi, makanlah makanan yang berserat dan minum air putih..

Masalah pembengkakan kaki yang disebabkan retensi air dapat diatasi dengan mengangkat kaki dan menggunakan stoking ketat.

Dokter akan menawarkan untuk dilakukan tes sindrom Down sejak minggu ke-15 pada pasien yang risikonya rendah, dan pemeriksaan cairan ketuban (amniocentesis) sejak minggu ke-16 pada pasien risiko tinggi untuk mendeteksi kromosom yang abnormal.

Pemeriksaan ultrasound dilakukan sekitar minggu ke-20 untuk mendeteksi struktur janin yang abnormal, meskipun hasilnya tidak 100% akurat. Selain itu, dokter akan menawarkan pemeriksaan diabetes pada saat minggu ke-28 pada pasien berisiko tinggi.


Trimester ke-3 (setelah 28 minggu sampai melahirkan)

Trimester terakhir ini ditandai dengan perut yang semakin membuncit, pembengkakan ankle, varises, konstipasi, sakit pinggang, kelelahan, napas pendek, sering buang air kecil, kontraksi tanpa rasa sakit (Sindrom Braxton Hicks), guratan yang terasa gatal.

Dokter akan memantau pertumbuhan janin, tekanan darah dan keberadaan janin di trimester terakhir kehamilan ini. “Segera konsultasi ke dokter bila kontraksi terasa sakit, pecahnya air ketuban, berdarah (risiko bayi prematur), gerakan janin tidak ada atau melemah,” kata Dr. Watt.

Dokter akan melakukan ultrasound untuk mengetahui kadar air amnion, mendeteksi bayi saat distress, pemeriksaan vagina untuk menentukan pembukaan leher rahim, mendiskusikan cara melahirkan, pilihan pereda nyeri, bila memerlukan induksi sampai caesar untuk kasus tertentu.

Tidak ada komentar:

Logo LENSA Komunika