Awie Trans

Rabu, 29 Januari 2014

ANALISIS KEBUTUHAN SDM di RUMAH SAKIT

Pendahuluan Dewasa ini, pelayanan kesehatan di rumah sakit telah menjadi ladang untuk berbisnis. Bisnis pelayanan kesehatan ini mempunyai prospek yang menjanjikan di masa depan karena masih banyak yang bisa dikembangkan dalam pelayanan kesehatan di Indonesia. Menurut sttistik Depkes, 250.000 orang bekerja di rumah sakit di Indonesia yang berarti , jika dihitung dengan keluarganya, lebih kurang 1 juta manusia menggantungkan nasibnya pada pelayanan rumah sakit. Pertumbuhan angka ini tentu akan cepat pada 20 tahun yang akan datang. Karena itulah bisnis rumah sakit di Indonesia pada saat ini diincar oleh pemodal dari dalam dan luar negeri, khususnya karena masih ada lubang besar yang harus diisi dalam kebutuhan pelayanan orang sakit di negeri ini. Semakin maju dunia bisnis rumah sakit, maka persaingan pun tak terelakkan lagi. Agar tetap bisa eksis, rumah sakit harus melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. Peningkatan mutu pelayanan rumah sakit membutuhkan sistem manajemen yang tepat. Bukan hanya manajemen pelayanan medik dan manajemen administrasi, manejemen SDM pun harus diberi perhatian khusus. Seperti yang kita ketahui, dalam lingkup rumah sakit, SDM yang banyak dipekerjakan adalah tenaga keperawatan. Untuk itu, pihak rumah sakit harus mampu memanage tenaga keperawatan yang ada, termasuk jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan dalam rumah sakit. Di Indonesia, rumah sakit terbagi dalam beberapa jenis, antara lain : Rumah Sakit Tipe A, B, C, D, Madya, Swasta, Pratama, dll. Beberapa contoh rumah sakit tipe A yang tersebar di berbagai kota di Indonesia, antara lain : • RS. Dr. Hasan Sadikin, Jl. Pasteur No. 38 Bandung, Jawa Barat • RS. Syaiful Anwar, Jl. Agung SupraptoNo. 2, Malang, Jatim • RS. Cipto Mangunkusumo, Jl. Diponegoro No. 71, Jakpus • RS. Dr.Wahidin Sudiro Husodo, Jl. Jl. Perintis Kemerdekaan km. 14, Makassar • RS. Mediros, JL. Perintis Kemerdekaan Kav 149, Jakpus • RSUD. Dr. Soetomo, Jl. Mayjend. Prof. Dr. Moestopo No. 6, Surabaya • RSJ. Bandung, Jl. LL RE Martadinata 11 Bandung • RSJ. Jakarta, Jl. Dr. Latumeten No 1, Jakarta • RSJ. Ujung Pandang, Jl. Satando, Ujung Pandang • RSJ. Banda Aceh, Jl.Kakap 25, Banda Aceh • RSJ. Medan, Jl. Tali Air 25, Medan • RSJ. Dr. H. Marzoeki Mahdi, Jl. Dr. Semeru No. 144, Bogor • RSJ. Semarang, Jl. Brigjen Sudiarto, Semarang • RSJ. Padang, Jl.Ulu Gadut, Padang • RSJ. Lawang, Jl. Jend. Ahmad Yani, Lawang, Jatim • RSJ. Menur, Jl. Menur 120, Surabaya • RSJ. Magelang, Jl. Ahmad Yani 169, Magelang • RSJ. Surakarta, Jebres, Surakarta Pembahasan Tenaga keperawatan merupakan sumber daya manusia terbanyak dalam rumah sakit, karena itu telah sepantasnya memperoleh perhatian khusus dari pihak rumah sakit. Diperlukan sistem manajemen yang baik untk mengatur tenaga keperawatan di rumah sakit, termasuk menentukan jumlah tenaga keperawatan yang bekerja dalam suatu rumah sakit. Teori / rumus yang digunakan Tenaga keperawatan yang dibutuhkan dalam sebuah rumah sakit dapat di hitung menggunakan beberapa cara, antara lain : 1. Cara Rasio Cara ini menggunakan jumlah tempat tidur sebagai denominator personal yang diperlukan. Sehingga dapat diketahui perbandingan antara tenaga perawatan dan jumlah tempat tidur yang ditangani. Cara ini memiliki standarisasi berdasarkan surat keputusans menkes R.I No. 262 tahun 1979 mengenai ketenagaan rumah sakit, denganstandar sebagai berikut : 1. RS tipe A & B TM/TT = 1 / (4-7), TPP/TT = (3-4) / 2, TPNP/TT = 1 / 3, TNP/TT = 1 / 1 2. RS tipe C TM/TT = 1 / 9, TPP/TT = 1 / 1, TPNP/TT = 1 / 5, TNP/TT = 3 /4 3. RS tipe D TM/TT = 1 / 15, TPP/TT = 1 / 2, TPNP/TT = 1 / 6,TNP/TT = 2 / 3 4. RS Khusus = Disesuaikan Ket : TM : Tenaga Medis TT : Tempat tidur TPP : Tenaga Para Medis Perawatan TPNP : Tenaga Para Medis Non Perawatan TNP : Tenaga Non Medis 2. Cara Need Cara ini berdasarkan kebutuhan beban kerja yang diperhitungkan sendiri dan memenuhi standar profesi. Menghitung kebutuhan perawat dengan cara ini membutuhkan gambaran mengenai jenis pelayanan yang diberikan kepada klien selama di rumah sakit. Mulai dari pelayanan di bagian pendaftaran, pemeriksaan dokter, pemeriksaan asisten dokter, penyuluhan, hingga laboratorium. Hudgins (1992) memberi standar waktu yang dibutuhkan agar pelayanan pasien berjalan baik, yaitu : Tugas Lama Waktu untuk Pasien (menit) Baru Lama Pendaftaran 3 4 Pemeriksaan Dokter 15 11 Pemeriksaas Asisten Dokter 18 11 Penyuluhan 51 0 Laboratorium 5 7 3. Cara Demand Cara ini berdasarkan semua kegiatan yang nyata dilakukan oleh perawat di rumah sakit. Menurut Tutuko (1992), setiap klien yang masuk ruang gawat darurat dibutuhkan waktu sebagai berikut : * Untuk kasus gawat darurat : 86,31 menit * Untuk kasus mendesak : 71,28 menit * Untuk kasus tidak mendesak : 33,09 menit 4. Teori Gillies (1989) Teori ini dikemukakan oleh Gillies (1989) yang merumuskan tenaga keperawatan di satu unit perawatan. Cara ini berdasarkan jumlah jam perawatan per tahun per jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun. Dengan rumus : H = F/G = (AxBxC)/(xE) Ket : A = rata-rata jumlah perawatan/pasien/hari B = rata-rata jumlah pasien/hari C = jumlah hari/tahun D = jumlah hari libur masing-masing perawat E = jumlah jam kerja masing-masing perawat F = jumlah jam perawatan yang dibutuhkan pertahun G = jumlah jam perawatan yang dibutuhkan perawat per tahun H = jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut 5. Teori Swansburg (1999) Teori ini dikemukakan oleh Swansburg pada 1999. Cara ini berdasarkan jumlah rata-rata pasien/ hari, jumlah jam perawatan/pasien/hari, dan jumlah jam kerja perawat/hari. Dapat dirumuskan : Rata-rata jumlah pasien/hari x Jumlah jam perawatan/pasien/hari : Jam kerja/hari TUJUAN DAN MANFAAT Menghitung kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit dapat dilakukan menggunakan beberapa cara, antara lain : cara rasio, cara need, cara demand, cara Gillies, dan cara Swansburg. Cara-cara di atas digunakan dalam laporan ini, guna menghitung dan menganalisis jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan dalam rumah sakit. Dengan demikian, kita dapat mengetahui bagaimana cara menghitung, menganalisis, dan mengalokasikan tenaga perawatan di setiap unit di rumah sakit. Diharapkan tugas ini mampu memberi pengetahuan dan kemampuan kepada kita semua agar dapat menghitung, menganalisis, dan mengalokasikan tenaga keperawatan dalam sebuah rumah sakit.

Logo LENSA Komunika